Friday, 11 February 2011

AGAMA SEBAGAI SUMBER MASALAH..?

Agama sebagai sebuah tuntunan seyogianya merupakan tuntunan bagi setiap pengikutnya, dengan demikian friksi antar ummat beragama tidak terjadi.Tetapi dalam kenyataannya agama justru merupakan pemicu utama konflik, terakhir dapat disaksikan di Pandeglang serta Temanggung. Dan jauh sebelumnya konflik SARA ini sudah pernah terjadi, sebut saja konflik Ambon.
Belum lagi permasalahan pendirian rumah ibadah, seperti yang terjadi di Ciketing, Bekasi, Ranca Ekek, Bandung.
Menjadi sebuah pertanyaan, kenapa ini terjadi?
Tentu dalam menjawab pertanyaan tersebut perlu pengkajian yang bersifat konprehensif sehingga akar permasalahan dapat diselesaikan.
PANDEGLANG
Bila mencermati kejadian di Pandeglang , sesungguhnya  bukan merupakan konflik antar umat beragama tetapi lebih merupakan konflik interen ummat Islam.  Karena adanya sebuah organisasi Ahmadiyah yang pimpin oleh Reza Ghulam Ahmad memploklamirkan diri sebagai kelompok Islam tetapi mengakui pimpinannya sebagai nabi. sedang dalam ajaran Islam yang selama ini diajarkan, sudah jelas tertulis dalam kitab suci Al Quran, bahwa tidak ada lagi nabi setelah nabi Muhammad SAW.
Sedang pengikut Ahmadiyah masih memiliki nabi lain, Ghulam Reza, inilah salah satu perbedaan mendasar anata Islam yang dianut oleh masyarakat pada umumnya dengan kalangan Ahmadiyah ini. Hal ini menunjukkkan Ahmadiyah telah merusak Islam secara terang terangan, sehingga keinginan kelompok Islam diluar Ahmadiyah untuk mengenyahkan ajaran ini dari Bumi Indonesia akan terus terjadi dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, dalam halini pemerintah perlu mengambil sikap tegas dan keras terhadap aliran ciptaan Reza Ghulam Ahmad ini. tentu cara bagaimana itu pemerintah lebih mengerti. Solusi yang paling tepat mengatasi masalah ini menurut penulis, adalah mengakui Ahmadiyah sebagai sebuah agama non Islam disamping agama yang sudah diakui pemerintah selama ini.Tentu, konsekuensi dari pengakuan ini aliran ( yang oleh Amien Rais disebut SESAT dan MENYESATKAN) ini jangan memakai atribut atribut Islam. Bila ini bisa direalisasikan, persoalan mendasar yang selama ini mengikuti Ahmdiyah ini akan bisa dihilangkan, sehingga hidup berdampingan antara sesama penganut agama akan tercipta.
TEMANGGUNG
Kasus kerusuhan Temanggung yang berujung anarkis massa dengan membakar gereja merupakan sebuah kesalahan akan penafsiran sebuah ajaran agama, lebih tepatnya dikatakan sebuah militansi yang ke babalasan. Betapa tidak, sebagai seorang pemeluk iman kristiani seyogiaya Antonius Richmond tidak sepatutnya membuat selebaran yang mendiskriditkan agama diluar Kristen, sebab betapapun ia (Antonius Richmond) mengatakan bahwa hanya Kristen agama yang benar, itu tidak berlaku jika pernyataan tersebut diucapkan diluar iman kristiani, dengan kata lain ucapan semacam itu sudah pasti akan mendapat tentangan dari iman iman diluar kristiani. Disinilah perlunya sebuah pemahaman yang mumopuni dalam mendalami satu ajaran keimanan/agama tertentu. hal ini perlu supaya militansi berlebih tidak terjadi dimana energi keimanan tidak keluar dari garis garis yang sudah ditetapkan oleh agama tersebut.
Baik Islam atau Kristen jika pemahaman masing masing pemeluknya memiliki pengetahuan yang memadai, niscaya tidak akan mungkin terjadi friksi seperti yang terjadi di Temanggung. Bukankah Dalam Islam dikenal dengan Rakhmatan Lil 'Alamin....Merahmati seluruh alam. Begitu juga dalam ajaran Kristen, dikenal dengan Damai dalam nama Jesus Kristus.
Bila pemahaman ini bisa diterapkan masing masing agama, niscaya sebuah pertengkaran yang mengatasnamakan agama mustahil akan terjadi. Dalam ajaran Islam dikenal juga BAGIMU AGAMU DAN BAGIKU AGAMAKU.LAKUM DINUKUM WALYADIEN

No comments:

Post a Comment